Prestasi merupakan hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya (Sulchan,1987:70). Prestasi adalah bukti keberhasilan usaha yang dapat dicapai (Winkel, 2002:45), prestasi tidak akan dicapai bila seseorang tidak melakukan kegiatan. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi merupakan hasil usaha yang dicapai seseorang yang terlebih dalam melakukan kegiatan. Inilah ya ng sering disebut dengan prestasi. Jika dilihat dari segi-segi yang menyangkut dengan sikap, minat, perhatian dan ketrampilan murid. Prestasi yang dicapai dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain motivasi dari luar maupun motivasi dari dalam yang keduanya saling berkaitan. Menurut Mulyasa (2002 :25)
Sekolah merupakan suatu sistem dimana pelaksanaan yang berorientasikan pada kegiatan belajar mengajar dan pelaksanaan pengajaran yakni interaksi guru dengan murid, dalam rangka menyampaikan bahan pelajaran pada siswa dan untuk mencapai tujuan pengajaran Maka dari pendapat diatas disimpulkan bahwa sekolah ialah tempat dimana guru sebagai pengajar dalam membantu anak didiknya agar memperoleh pemahaman diri dan pengarahan dalam proses belajar me ngajar yang berguna kelak dalam masyarakat melalui pendidikan formal dan non formal.
Jadi prestasi sekolah dapat diartikan sebagai penilaian hasil belajar dari proses kegiatan belajar mengajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa dalam periode selama masih dalam bangku sekolah sehingga dapat membawa perubahan baik dari segi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dinyatakan dalam angka menurut kemampuan siswa dalam mengerjakan tes pelajaran (Sulchan, 1987 : 75). Bila demikian halnya, prestasi sekolah dalam kehidupan manusia pada tingkat dan jenis tertentu dapat memberikan kepuasan pada bangku sekolah.
Menurut Balitbang Depdiknas, ciri-ciri siswa yang berbakat dalam pencapaian prestasi sekolah dapat di indikatorkan sebagai berikut :
a. Memiliki ciri tanggung jawab terhadap tugas seperti tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, mampu bekerja sendiri tanpa bantuan orang lain, ingin berprestasi sebaik mungkin, senang dan rajin belajar, penuh semangat dan tidak bosan dengan tugas rutin.
b. Memiliki ciri belajar antara lain mudah menangkap pelajaran, mempunyai ingatan baik, perbendaharaan kata yang luas, penalaran tajam, berfikir kritis, logis sering membaca buku yang bermutu dan mempunyai rasa ingin tahu yang bersifat intelektual.
c. Memiliki kreatifitas antara lain bersifat ingin tahu, sering mengajukan pertanyaan yang baik memberikan banyak gagasan dan usul atas banyak permasalahan, tidak mudah terpengaruh orang lain dan mampu mengajukan pandangan yang berlainan dengan orang lain.
d. Memiliki ciri-ciri kepribadian yang disenangi oleh orang lain, dipilih menjadi pimpinan, dapat bekerja sama, dapat mempengaruhi orang lain, banyak inisiatif dan percaya diri sendiri.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi prestasi sekolah terlaksananya suatu pendidikan yang mengorientasikan pada prestasi sekolah siswa dengan baik apabila dalam pelaksanaannya senantiasa berpegang teguh pada prinsip -prinsip yang telah diberlakukan. Menurut Mulyasa (2002:56) maka dalam pelaksanaanya terdapat beberapa faktorfaktor yang mempengaruhi prestasi pendidikan sekolah yakni,sebagai berikut :
a. Bahwa dalam rangka mengukur keberhasilan belajar peserta didik itu, pengukurannya dilakukan secara tidak langsung. Seorang pendidik yang ingin menentukan manakah di antara para peserta didik yang tergolong lebih pandai ketimbang peserta didik lainnya.
b. Dalam rangka menilai keberhasilan belajar siswa pada umumnya menggunakan ukuran yang bersifat kuantitatif.
c. Dalam rangka menilai keberhasilan belajar siswa pengukuran dilakukan dengan mengetahui sejauh mana tingkat siswa dalam penguasaanpendidikan sekaligus pendidikan ketrampilan yang menunjang siswa dalam kegiatan belajar di sekolah. Maka dengan kata lain pendidikan ketrampilan juga berpengaruh penting dan sebagai dasar latihan yang dapat membentuk ketrampilan kerja. Yang dapat diekspersikan melalui cipta, rasa dan karsa secara kreatif dan produktif.
Aspek-Aspek yang Mendorong Pelaksanaan Penilaian Prestasi Sekolah
Untuk dapat menentukan tercapai tidaknya tujuan pendidikan dan pengajaran perlu dilakukan usaha dan tindakan atau kegiatan untuk menilai hasil prestasi sekolah bertujuan untuk melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajari tujuan yang ditetapkan. Penilaian dalam prestasi sekolah meliputi :
a. Evaluasi formatif
Evaluasi formatif adalah penilaian yang dilakukan guru setelah satu pokok bahasan selesai dipelajari oleh siswa (Suharsimi Arikunto 1988:42). Penilaian formatif disebutkan dengan istilah penilaian pada akhir satuan pelajaran. Penilaian ini berfungsi untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian tujuan instruksional khusus yang telah ditentukan dalam setiap satuan pelajaran.
b. Evaluasi sumatif
Evaluasi Sumatif aalah penilaian yang diselenggarakan oleh guru setelah jangka waktu tertentu. Penilaian sumatif berguna untuk memperoleh informasi tentang keberhasilan prestasi siswa yang dipakai sebagai masukan utama untuk menentukan nilai rapor atau nilai akhir semester (Depdikbud, 1987:52).
c. Pelaporan hasil evaluasi
Setelah memberi evaluasi formatif maupun sumatif, setiap akhir semester setiap guru harus mengolah nilai akhir dan memasukan dalam buku rapor, yang merupakan laporan hasil kerja. Buku rapor yang merupakan laporan hasil kerja sekolah kepada orang tua/ wali murid.
Pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan Menurut Petunjuk Teknis No. 166/ 113. VI/ 91 yang didalamnya ditetapkan tentang penilaian dan analisis hasil prestasi sekolah siswa serta program perbaikan dan pengayaan, dijabarkan sebagai berikut : Apabila seseorang siswa dalam ulangan (tes formataif/ tes sumatif) mencapai nilai kurang dari 7,5 atau daya serapnya kurang dari 75% maka yang bersangkutan harus mengikuti perbaikan. (Dikdiksar, 1991:2). Tujuan ulangan perbaikan adalah agar siswa memperoleh penguasaan yang baik terhadap tujuan (TIK) yang harus dicapai. Bagi siswa yang sudah menguasai TIK, sekurang-kurangnya 75%, dapat diberikan pengayaan, apabila masih ada waktu untuk satuan pelajaran tertentu, sebelum beralih ke materi lain. Program perbaikan dan pengayaan dalam peningkatan prestasi sekolah sangat diperlukan dalam rangka pelaksanaan pola belajar tuntas. Ketuntasan belajar adalah pencapaian taraf penguasaan minimal yang telah ditetapkan bagi setiap unit bahan pelajaran, baik secara perorangan maupun kelompok.
Daftar Pustaka
Adib, Wahid, 2007, Tesis, Pengaruh Kepemimpinan Kepala Madrasah dan Iklim Kerja Terhadap Prestasi Kerja Guru Aliyah Negeri Purwokerto.
Champman, Judith. (1990). School-Based Decision Making and Management. London UK: The Palmer Press
Cheng, Yin Choeng. (1996). School Effectiveness and School Based Management. Washington USA: The Falmer Press
Dinas Propinsi Jawa Barat. (2003). Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Jawa Barat. Bandung: Dinas Propinsi Jawa Barat
Dit. PLP. (2001). Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah: Konsep dan Pelaksanaan. Buku 1. Jakarta: Dit SLTP Depdiknas
Fattah, Nanang (2004). Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Dewan Sekolah. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Fiedler, Fred E. and Charmers, Martin M.1974. Leadership and EffectiveManagement. Glenview Illionis: Scott, Foresman and Company.
Hersey dan Blanchard,1989. Management of Organizational Behavior Utilizing Human Resources. New Jersey : Prentice Hall Inc.
Johns, Gary.1988, Organizational Behavior; Understanding Life at Work . Dallas: Scott.
Johnson, Lois V. and Mary A. Bany (1970) Classoom Management. London : The Macmilan Company.
Mulyasa, 2003 : Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung : ROSDA
Mulyasa, 2003.Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK.PT Remajarosdakarya. Bandung.
Mulyasa, 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, PT Remaja Rosdakarya Bandung
Nawawi, H Hadari,2000, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis Yang Kompetitif, Yogyakarta : Gajahmada University Press.
Reynolds, Larry J. (1997). Successful Site Based Management, a Practical Guide (Revised Edition). California: Crowin Press, Inc. A Sage Publications Company Thousand Oaks
Robbins, Stephen P. 1996. Perilaku Organisasi. Terjemahan Oleh Pujaatmaka. 1996. Jakarta: PT Prenhallindo.
Rumtini. Jiyono. 1999. “Manajemen Berbasis Sekolah”. Konsep dan Kemungkinan Strategi Pelaksanaannya di Indonesia”. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Juni Tahun Ke 5 No. 017. Hal. 77-101.
Soekarto, I. (1994) Mengantar Bagaimana Memimpin Sekolah yang Baik. Jakarta : Gahlia Indonesia
Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Suryadi, Ace dan Mulyana, Wiana. 1993. Kerangka Konseptual Mutu Pendidikan dan Pembinaan Kemampuan Profesional Guru. Jakarta: Cardimas Metropole.
Sutarto. 1995. Dasar - Dasar Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sutrisno Hadi. (2000). Metodologi Research, Jilit 1,2,3,dan 4 Yogyakarta:Penerbit Andi.
Tim Kelompok Kerja MBS Jawa Barat. 2003. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
Usman, Uzer (1990). Menjadi Guru yang Professional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Usman, Uzer dan Setiawati, (2003). Upaya Obtimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. PT Remaja Rosdakarya.
Wahjosumidjo. 2002. Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Wohlstetter Priscilla, Ani N. Van Kirk, Peter J. Robertson, dan Susan A. Mohrman. (1997). Organizing for Successful School Based Management. Alexandria Virginia: Association for Supervision and Curriculum Development
Wohlstetter, Priscilla and Mohrman, Susan Albert (1996). Assessment of School Based Management Studies of Education Reform. US Department of Education Office of Education Research and Improvement. [Online].
Yukl, Gary A.. 1981. Leadership In Organization. New York: Prentice-Hall Inc.
Dokumen:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1998). Panduan Manajemen Sekolah,
Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.
Departemen PendidikanNasional. (2002) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, buku I, Jakarta ; Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.
Departemen Pendidikan Nasional (2000) Bekerja dengan Guru, Buku Utama. Dirjen Dikdasmen. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Proyek Perluasan dan Peningkatan Mutu SLTP Jakarta
Departemen Pendidikan Nasional (2003) Undang Undang RI. No: 20 Tahun 2003. Tentang Sistim Pendidikan Nasional.
Depdiknas, 2003, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Balai Pustaka, Jakarta.
Undang Undang RI. No: 20 Tahun 2003. Tentang Sistim Pendidikan Nasional. Depdiknas. Jakarta.
Undang Undang RI. No: 14 Tahun 2005. Tentang Guru dan Dosen. Depdiknas. Jakarta.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Otonomi Daerah.
Departemen Pendidikan Nasional Tahun 1999. Tentang Pemerintahan Pusat dan Daerah
Sekolah merupakan suatu sistem dimana pelaksanaan yang berorientasikan pada kegiatan belajar mengajar dan pelaksanaan pengajaran yakni interaksi guru dengan murid, dalam rangka menyampaikan bahan pelajaran pada siswa dan untuk mencapai tujuan pengajaran Maka dari pendapat diatas disimpulkan bahwa sekolah ialah tempat dimana guru sebagai pengajar dalam membantu anak didiknya agar memperoleh pemahaman diri dan pengarahan dalam proses belajar me ngajar yang berguna kelak dalam masyarakat melalui pendidikan formal dan non formal.
Jadi prestasi sekolah dapat diartikan sebagai penilaian hasil belajar dari proses kegiatan belajar mengajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa dalam periode selama masih dalam bangku sekolah sehingga dapat membawa perubahan baik dari segi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dinyatakan dalam angka menurut kemampuan siswa dalam mengerjakan tes pelajaran (Sulchan, 1987 : 75). Bila demikian halnya, prestasi sekolah dalam kehidupan manusia pada tingkat dan jenis tertentu dapat memberikan kepuasan pada bangku sekolah.
Menurut Balitbang Depdiknas, ciri-ciri siswa yang berbakat dalam pencapaian prestasi sekolah dapat di indikatorkan sebagai berikut :
a. Memiliki ciri tanggung jawab terhadap tugas seperti tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, mampu bekerja sendiri tanpa bantuan orang lain, ingin berprestasi sebaik mungkin, senang dan rajin belajar, penuh semangat dan tidak bosan dengan tugas rutin.
b. Memiliki ciri belajar antara lain mudah menangkap pelajaran, mempunyai ingatan baik, perbendaharaan kata yang luas, penalaran tajam, berfikir kritis, logis sering membaca buku yang bermutu dan mempunyai rasa ingin tahu yang bersifat intelektual.
c. Memiliki kreatifitas antara lain bersifat ingin tahu, sering mengajukan pertanyaan yang baik memberikan banyak gagasan dan usul atas banyak permasalahan, tidak mudah terpengaruh orang lain dan mampu mengajukan pandangan yang berlainan dengan orang lain.
d. Memiliki ciri-ciri kepribadian yang disenangi oleh orang lain, dipilih menjadi pimpinan, dapat bekerja sama, dapat mempengaruhi orang lain, banyak inisiatif dan percaya diri sendiri.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi prestasi sekolah terlaksananya suatu pendidikan yang mengorientasikan pada prestasi sekolah siswa dengan baik apabila dalam pelaksanaannya senantiasa berpegang teguh pada prinsip -prinsip yang telah diberlakukan. Menurut Mulyasa (2002:56) maka dalam pelaksanaanya terdapat beberapa faktorfaktor yang mempengaruhi prestasi pendidikan sekolah yakni,sebagai berikut :
a. Bahwa dalam rangka mengukur keberhasilan belajar peserta didik itu, pengukurannya dilakukan secara tidak langsung. Seorang pendidik yang ingin menentukan manakah di antara para peserta didik yang tergolong lebih pandai ketimbang peserta didik lainnya.
b. Dalam rangka menilai keberhasilan belajar siswa pada umumnya menggunakan ukuran yang bersifat kuantitatif.
c. Dalam rangka menilai keberhasilan belajar siswa pengukuran dilakukan dengan mengetahui sejauh mana tingkat siswa dalam penguasaanpendidikan sekaligus pendidikan ketrampilan yang menunjang siswa dalam kegiatan belajar di sekolah. Maka dengan kata lain pendidikan ketrampilan juga berpengaruh penting dan sebagai dasar latihan yang dapat membentuk ketrampilan kerja. Yang dapat diekspersikan melalui cipta, rasa dan karsa secara kreatif dan produktif.
Aspek-Aspek yang Mendorong Pelaksanaan Penilaian Prestasi Sekolah
Untuk dapat menentukan tercapai tidaknya tujuan pendidikan dan pengajaran perlu dilakukan usaha dan tindakan atau kegiatan untuk menilai hasil prestasi sekolah bertujuan untuk melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajari tujuan yang ditetapkan. Penilaian dalam prestasi sekolah meliputi :
a. Evaluasi formatif
Evaluasi formatif adalah penilaian yang dilakukan guru setelah satu pokok bahasan selesai dipelajari oleh siswa (Suharsimi Arikunto 1988:42). Penilaian formatif disebutkan dengan istilah penilaian pada akhir satuan pelajaran. Penilaian ini berfungsi untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian tujuan instruksional khusus yang telah ditentukan dalam setiap satuan pelajaran.
b. Evaluasi sumatif
Evaluasi Sumatif aalah penilaian yang diselenggarakan oleh guru setelah jangka waktu tertentu. Penilaian sumatif berguna untuk memperoleh informasi tentang keberhasilan prestasi siswa yang dipakai sebagai masukan utama untuk menentukan nilai rapor atau nilai akhir semester (Depdikbud, 1987:52).
c. Pelaporan hasil evaluasi
Setelah memberi evaluasi formatif maupun sumatif, setiap akhir semester setiap guru harus mengolah nilai akhir dan memasukan dalam buku rapor, yang merupakan laporan hasil kerja. Buku rapor yang merupakan laporan hasil kerja sekolah kepada orang tua/ wali murid.
Pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan Menurut Petunjuk Teknis No. 166/ 113. VI/ 91 yang didalamnya ditetapkan tentang penilaian dan analisis hasil prestasi sekolah siswa serta program perbaikan dan pengayaan, dijabarkan sebagai berikut : Apabila seseorang siswa dalam ulangan (tes formataif/ tes sumatif) mencapai nilai kurang dari 7,5 atau daya serapnya kurang dari 75% maka yang bersangkutan harus mengikuti perbaikan. (Dikdiksar, 1991:2). Tujuan ulangan perbaikan adalah agar siswa memperoleh penguasaan yang baik terhadap tujuan (TIK) yang harus dicapai. Bagi siswa yang sudah menguasai TIK, sekurang-kurangnya 75%, dapat diberikan pengayaan, apabila masih ada waktu untuk satuan pelajaran tertentu, sebelum beralih ke materi lain. Program perbaikan dan pengayaan dalam peningkatan prestasi sekolah sangat diperlukan dalam rangka pelaksanaan pola belajar tuntas. Ketuntasan belajar adalah pencapaian taraf penguasaan minimal yang telah ditetapkan bagi setiap unit bahan pelajaran, baik secara perorangan maupun kelompok.
Daftar Pustaka
Adib, Wahid, 2007, Tesis, Pengaruh Kepemimpinan Kepala Madrasah dan Iklim Kerja Terhadap Prestasi Kerja Guru Aliyah Negeri Purwokerto.
Champman, Judith. (1990). School-Based Decision Making and Management. London UK: The Palmer Press
Cheng, Yin Choeng. (1996). School Effectiveness and School Based Management. Washington USA: The Falmer Press
Dinas Propinsi Jawa Barat. (2003). Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Jawa Barat. Bandung: Dinas Propinsi Jawa Barat
Dit. PLP. (2001). Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah: Konsep dan Pelaksanaan. Buku 1. Jakarta: Dit SLTP Depdiknas
Fattah, Nanang (2004). Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Dewan Sekolah. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Fiedler, Fred E. and Charmers, Martin M.1974. Leadership and EffectiveManagement. Glenview Illionis: Scott, Foresman and Company.
Hersey dan Blanchard,1989. Management of Organizational Behavior Utilizing Human Resources. New Jersey : Prentice Hall Inc.
Johns, Gary.1988, Organizational Behavior; Understanding Life at Work . Dallas: Scott.
Johnson, Lois V. and Mary A. Bany (1970) Classoom Management. London : The Macmilan Company.
Mulyasa, 2003 : Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung : ROSDA
Mulyasa, 2003.Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK.PT Remajarosdakarya. Bandung.
Mulyasa, 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, PT Remaja Rosdakarya Bandung
Nawawi, H Hadari,2000, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis Yang Kompetitif, Yogyakarta : Gajahmada University Press.
Reynolds, Larry J. (1997). Successful Site Based Management, a Practical Guide (Revised Edition). California: Crowin Press, Inc. A Sage Publications Company Thousand Oaks
Robbins, Stephen P. 1996. Perilaku Organisasi. Terjemahan Oleh Pujaatmaka. 1996. Jakarta: PT Prenhallindo.
Rumtini. Jiyono. 1999. “Manajemen Berbasis Sekolah”. Konsep dan Kemungkinan Strategi Pelaksanaannya di Indonesia”. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Juni Tahun Ke 5 No. 017. Hal. 77-101.
Soekarto, I. (1994) Mengantar Bagaimana Memimpin Sekolah yang Baik. Jakarta : Gahlia Indonesia
Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Suryadi, Ace dan Mulyana, Wiana. 1993. Kerangka Konseptual Mutu Pendidikan dan Pembinaan Kemampuan Profesional Guru. Jakarta: Cardimas Metropole.
Sutarto. 1995. Dasar - Dasar Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sutrisno Hadi. (2000). Metodologi Research, Jilit 1,2,3,dan 4 Yogyakarta:Penerbit Andi.
Tim Kelompok Kerja MBS Jawa Barat. 2003. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
Usman, Uzer (1990). Menjadi Guru yang Professional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Usman, Uzer dan Setiawati, (2003). Upaya Obtimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. PT Remaja Rosdakarya.
Wahjosumidjo. 2002. Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Wohlstetter Priscilla, Ani N. Van Kirk, Peter J. Robertson, dan Susan A. Mohrman. (1997). Organizing for Successful School Based Management. Alexandria Virginia: Association for Supervision and Curriculum Development
Wohlstetter, Priscilla and Mohrman, Susan Albert (1996). Assessment of School Based Management Studies of Education Reform. US Department of Education Office of Education Research and Improvement. [Online].
Yukl, Gary A.. 1981. Leadership In Organization. New York: Prentice-Hall Inc.
Dokumen:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1998). Panduan Manajemen Sekolah,
Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.
Departemen PendidikanNasional. (2002) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, buku I, Jakarta ; Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.
Departemen Pendidikan Nasional (2000) Bekerja dengan Guru, Buku Utama. Dirjen Dikdasmen. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Proyek Perluasan dan Peningkatan Mutu SLTP Jakarta
Departemen Pendidikan Nasional (2003) Undang Undang RI. No: 20 Tahun 2003. Tentang Sistim Pendidikan Nasional.
Depdiknas, 2003, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Balai Pustaka, Jakarta.
Undang Undang RI. No: 20 Tahun 2003. Tentang Sistim Pendidikan Nasional. Depdiknas. Jakarta.
Undang Undang RI. No: 14 Tahun 2005. Tentang Guru dan Dosen. Depdiknas. Jakarta.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Otonomi Daerah.
Departemen Pendidikan Nasional Tahun 1999. Tentang Pemerintahan Pusat dan Daerah
0 comments:
Post a Comment
Bagi Pengunjung dan mengambil data dari Blog ini, Untuk Perbaikan artikel-artikel di atas DIWAJIBKAN BERKOMENTAR, Trms..Wassalam